Kursi, meja, tembok,
pintu bahkan handuk adalah sebuah benda. Pasti yang pertama kita bayangkan dari
sebuah benda adalah bahwa benda tidak hidup atau dengan kata lain tidak
bernyawa. Yap itulah fakta dari sebuah benda. Benda tidak bisa membedakan mana
yang baik atau yang buruk, benda tidak bisa merasakan tentang benci maupun
rindu, benda tidak bisa merasakan cinta. Namaku Kaum, dan akulah satu-satunya
orang yang percaya bahwa benda itu hidup! Awalnya aku menganggap bahwa diriku
ini gila, tetapi sebelum aku berpendapat seperti itu, aku lebih gila. Yap aku
gila karena dihantui oleh benda. Benda yang pertama menghantuiku adalah kursi,
ya... kursi.
Berawal dari nilai
ulangan kimia ku yang skornya dibawah dua, skor yang sangat jauh dari standart
ketuntasan. Waktu itu aku merasakan kekecewaan yang sangat mendalam, karena
sudah kurelakan 2 malamku untuk belajar, tetapi saat ulangan aku gagal! AKU
EMOSI, SAKIT HATI, GATAU DIRI!! Karena begitu sebalnya, aku langsung memukul
meja bangkuku dengan kekuatan ‘senjutsu’, tetapi seketika itu juga tanganku
sakit! MEMAR! MERAH! MERANA! Aku berkata dalam hati “Apakah ini balasan meja
karena pukulanku tadi?” Walaupun dalam fisika sudah ada hukum aksi reaksi,
tetapi saat itu aku mempunyai kepercayaan tersendiri, bahwa benda itu juga bisa
balas dendam.
Tetapi jika memang
itu kepercayaanku, aku bisa dianggap gila oleh teman-temanku, bahkan dengan
orangtuaku. Lalu aku mencoba untuk membuktikannya sekali lagi. Suatu ketika aku
sedang malas untuk diperintah, apalagi jika diperintah mama, tapi karena saat
itu mama ‘ngeyel banget’ buat mindahin kursi, karena sore harinya ada arisan di
rumah mamaku. Dengan terpaksa aku memindahkan kursi tersebut dengan menyeret
kursi tersebut. Kuseret kursi itu dengan penuh dendam, dan tiba-tiba!! Aku
menjerit “BABOONN!!!!” Jari kelingking kakiku kecepit kursi tersebut, rasanya
60 del (Satuan Sakit) atau setara dengan diputusin pacar 3 sekaligus! Dan mulai
saat itu aku takut dengan kursi.
Dan yang paling
mengerikan adalah kejadian ini:
Saat itu aku bangun kesiangan, aku sedikit
emosi karena tidak ada yang membangunkan ku. Karena aku harus sekolah dan tidak
bisa cabut, aku terpaksa mandi,’cidukan sabunan cidukan’ lagi dan setelah itu,
aku menyadari kalau aku tidak bawa handuk, karena aku sedang masa ‘puber’, aku
jadi malu-malu gitu, aku mulai berfikir kreatif: aku handukan pakai kolor, dan
keluar kamar mandi dengan memakai kolor yang sama. Keesokan harinya, aku tidak
lupa membawa handuk ke kamar mandi, ‘cidukan sabunan cidukan’ lagi, NAH! Sekarang
aku mulai handukan. Saat handukan, aku merasakan ada yang menggeliat-liat di
badanku, dan beberapa detik kemudian aku merasa ada serangan fisik di kulitku.
SEMUT!!!! HANDUKKU DIPENUHI SEMUT!!!! Itu setara dengan 75 del (Satuan Sakit) atau setara dengan
sakitnya melihat nilai fisikamu tidak tuntas tetapi teman sekelas kamu
tuntas!!!!! SAKIT BANGET!!
Dan
dari pengalamanku tadi, aku mulai sadar bahwa sesuatu yang kita dasari dengan
emosi pasti hasilnya tidak baik. Dari pengalamanku ini, aku mulai sabar dalam
menjalani kehidupan ini. Saat ulangan kimiaku dibawah dua, aku mencoba untuk
tesenyum dan mencoba belajar lagi walau malas. Saat aku memindahhkan
barang-barang, aku pindahkan dengan sekuat tenaga. Walau ‘ngeri’, saat handukku
penuh dengan semut lagi, aku mencoba tenang, setelah terhindar dari semut
haandukku kuletakkan dengan benar. Dan aku juga sadar bahwa semua tingkah laku
itu harus didasari dengan cinta. Bahkan cinta sesama benda.
Dan
dari pengalaman itu pula, aku benar-benar percaya bahwa TEORINYA ADALAH HUKUM
AKSI REAKSI, tetapi dalam segi kepercayaan aku percaya bahwa BENDA JUGA
MEMILIKI PERASAAN, JIKA KITA MEMPERLAKUKAN BENDA DENGAN SEENAKNYA, KITA JUGA
MENDAPAT BALASAN DARI BENDA TERSEBUT. Jika mencintai, maka kita akan dicintai.
Jika kamu belum dicintai, mungkin kamu harus memulai dari yang sederhana
seperti Mencintai sesama benda.