Sekarang
aku sudah SMA, tanpa tinggal kelas. Syukur kepada Tuhan. Tetapi di SMA ini aku
memiliki tekad untuk merubah sifat malasku, ingin menjadi siswa yang rajin,
ingin menjadi apa yang orangtua harapkan kepadaku.
Hari
Senin, saat pelajaran sejarah, Bu Guru memberikan 30 soal dan harus selesai di
pertemuan berikutnya, berhubung Minggu depan UHT. Tapi parahnya, soal 30 itu
itu didominasi dengan awalan kata 'Jelaskan'. Biasanya pertanyaan dengan awalan
kata 'jelaskan' itu seperti ini:
1. "Jelaskan tahap-tahap
pembentukan bumi!"
2. "Jelaskan 5 kelas pada filum Mollusca!"
3. "Jelaskan isi dari UU No. 12
Tahun 2006!"
Dan aku yakin, tidak hanya aku saja
yang 'nyengir' saat liat pertanyaan no. 3.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqTYLI0COICtdtkTKYts8p-laTlgn_DCDs9GEFR8lPaBt6HW0a7IXNOGM6yMU1sZCUE6m72XnaMQ3v3cw8-zQ7TEYyt3GgFOnV-nZfZEPKkTu2GKCRgmHFXugSRc7VkPKwz-Kdqf6f/s1600/1393867018464.jpg)
Setelah
kenyang, aku memilih belajar di lain tempat, karena pasti akan ada aroma teh 'goceng'
dan aroma-aroma lainnya yang menggodaku jika aku terus berada di tempat itu. Gallery menjadi pilihan tempat belajarku yang
paling aman. Mulai kuambil dan kucari jawaban yang dari tadi masih nomer 1,
tiba-tiba godaan muncul kembali, lewat Michael yang lagi asyik main game Flappy
Birds. Godaan itu berkata "Ayo
jaya, main Flappy Birds aja, burungnya
kalo dipencet bisa terbang gitu. Jangan
belajar terus..". Aku menjawab
"Aku harus buat tugas!". "Jaya, gak cuman bisa terbang main
flappy birds juga bisa meredakan emosi, asyik deh!" Goda game Flappy Birds.
Aku mulai tergoda untuk main game. Dan 5 menit kemudian HPnya Michael nyaris
aku banting karena high scoreku engga lebih dari 5.
Setelah
emosi main Flappy Birds, aku menyesal. Semua waktu ku yang harusnya buat
belajar malah terganti dengan hal-hal yang tidak penting. Aku tidak bisa
menahan godaan-godaan, tekad ku untuk menjadi rajin hanyalah sebatas tekad
saja, tidak ada tindakan. Aku duduk di halte BRT menunggu Si Semut menjemputku.
Tidak lama kemudian, Dwi datang menghampiriku dan berkata "Jaya! Dari tadi
kerjaanmu cuman makan sama main terus, kapan belajarnya!?", aku cuman
diam, yang ada di pikiran ku saat ini cuman tidur dan tidur. "Ya udah,
gini aja! aku ajak kamu belajar bareng sama aku, sekarang, gimana?" kata
Dwi. "Belajar bareng? Boleh. Ayo Dwi!" jawab aku semangat.
"Kita
beneran
belajar disini dwi? inikan lapangan KONI di Tri Lomba Juang!"(KONI itu
semacam lapangan olahraga, Tri Lomba Juang itu nama jalan si Semarang)
tanyaku. "Iya kita belajar disini, suasananya enak buat belajar"
jawab Dwi. Memang suasana disini sejuk banyak angin, bikin fresh buat belajar.
Kami bagi tugas, Aku mengerjakan nomer 1-15, Dwi mengerjakan nomer 16-30. Mulai
kuambil dan kucari jawaban yang dari tadi masih nomer 1, tiba-tiba godaan
muncul kembali, lewat seorang wanita cantik seumuranku yang lagi jogging
melintas dihadapan kami dengan pakaian yang 'kekurangan kain. "wuih
cantiknya tuh cewek kalo lagi lari!" kata Dwi frontal. Memang cantik sih,
tapi aku harus belajar!(suara dalam hatiku untuk belajar sedang membara).
Godaan datang lagi, wanita cantik itu duduk agak jauh disampingku, mungkin
untuk istirahat dari joggingnya. "Jay! Ajak kenalan dong!" kata Dwi
frontal. Tetapi ini memang kesempatan yang bagus untuk tukar nomer HP, oke lah.
(semangat dalam hatiku untuk PDKT lebih membara dari pada belajar) "Hai
mbak...." sapa ku. "Hai?..." jawab wanita cantik itu.
"Boleh kenalan?" tanya ku. "Boleh." jawab wanita cantik
itu. Akhirnya kami kenalan sama wanita cantik itu, Katarina namanya. "Lagi
sibuk ya kalian?" tanya Katarina. "Enggak kok, lagi menikmati suasana
lapangan KONI" jawabku. "ha!?.. menikmati suasana KONI berduaan gitu?
kalian homo!?" tanya Katarina. Setelah akhrinya meyakinkan kepada Katarina
bahwa kami tidak homo, aku juga berhasil tukeran nomer HP sama dia, akhirnya kami
pulang ke rumah masing-masing.
Setelah
sampai dirumah, aku langsung membuka buku sejarah dan mulai mencari jawaban
yang dari tadi masih nomer 1. Tiba-tiba godaan muncul lagi, kini godaan datang
dari hpku yang mendapat kiriman SMS dari Katarina. SMS tersebut isinya
"hai", lalu aku balas "Hai juga", lalu Katarina tanya
"lagi apa mo, homo?", melihat kiriman SMS tersebut aku mengemasi buku
sejarah, dan aku membalas, "lagi tiduran nih", dan akhirnya aku
ketiduran, tanpa mengucapkan kata-kata selamat tinggal kepada Katarina.
"Duar!"
Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, aku langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah
mandi tanpa sabunan dan tanpa busana, aku menyusun jadwal dan langsung
berangkat ke sekolah. Setelah 7 bulan di kelas 10, untuk pertama kalinya aku
telat. Aku dihukum untuk tidak boleh masuk kelas saat jam pertama. Dan aku
lupa, jam kedua adalah pelajaran sejarah. Mati aku, aku belum ngerjain PRnya
sama sekali! TEEEEEEEEEET... Bel jam pertama telah usai, dan berganti jam
kedua. Aku duduk,
menyiapkan buku. Suara guru yang tidak ku harapkan mulai
terdengar: "Baik anak-anak, keluarkan tugas yang kemarin saya
berikan!" jawab Bu Guru. Lalu Bu Guru mulai berkeliling mencari 'mangsa'
atau bisa dibilang mencari siapa yang belum mengerjakan PR. "JAYA!! MANA
KERJAAN MU!?" Tiba-tiba ada suara geledek di-iringi suara penggaris kayu
menyambar, "Lupa, Bu Guru" jawabku melas. "JAYAA!!!...(Bu Guru
mulai ceramah)... Sekarang kamu kerjakan PRnya diluar!!!" bentak Bu
Guru. Dalam hatiku, aku menyesal, tidak
bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Aku membawa buku dan berjalan ke luar kelas
sambil menundukkan kepala. Dan dari pengalamanku ini, aku sadar bahwa sebuah
tekad tidak akan berarti jika tidak ada tindakan. Dan tidak ada sebuah tindakan
tanpa godaan.
"Jika
kita serius dalam belajar, godaan seperti apapun
tidak akan
mempengaruhi kegiatan belajar kita."
Goda-Goda