Sabtu, 23 Mei 2015

Cinta Sesama Benda

Kursi, meja, tembok, pintu bahkan handuk adalah sebuah benda. Pasti yang pertama kita bayangkan dari sebuah benda adalah bahwa benda tidak hidup atau dengan kata lain tidak bernyawa. Yap itulah fakta dari sebuah benda. Benda tidak bisa membedakan mana yang baik atau yang buruk, benda tidak bisa merasakan tentang benci maupun rindu, benda tidak bisa merasakan cinta. Namaku Kaum, dan akulah satu-satunya orang yang percaya bahwa benda itu hidup! Awalnya aku menganggap bahwa diriku ini gila, tetapi sebelum aku berpendapat seperti itu, aku lebih gila. Yap aku gila karena dihantui oleh benda. Benda yang pertama menghantuiku adalah kursi, ya... kursi.

Berawal dari nilai ulangan kimia ku yang skornya dibawah dua, skor yang sangat jauh dari standart ketuntasan. Waktu itu aku merasakan kekecewaan yang sangat mendalam, karena sudah kurelakan 2 malamku untuk belajar, tetapi saat ulangan aku gagal! AKU EMOSI, SAKIT HATI, GATAU DIRI!! Karena begitu sebalnya, aku langsung memukul meja bangkuku dengan kekuatan ‘senjutsu’, tetapi seketika itu juga tanganku sakit! MEMAR! MERAH! MERANA! Aku berkata dalam hati “Apakah ini balasan meja karena pukulanku tadi?” Walaupun dalam fisika sudah ada hukum aksi reaksi, tetapi saat itu aku mempunyai kepercayaan tersendiri, bahwa benda itu juga bisa balas dendam.

Tetapi jika memang itu kepercayaanku, aku bisa dianggap gila oleh teman-temanku, bahkan dengan orangtuaku. Lalu aku mencoba untuk membuktikannya sekali lagi. Suatu ketika aku sedang malas untuk diperintah, apalagi jika diperintah mama, tapi karena saat itu mama ‘ngeyel banget’ buat mindahin kursi, karena sore harinya ada arisan di rumah mamaku. Dengan terpaksa aku memindahkan kursi tersebut dengan menyeret kursi tersebut. Kuseret kursi itu dengan penuh dendam, dan tiba-tiba!! Aku menjerit “BABOONN!!!!” Jari kelingking kakiku kecepit kursi tersebut, rasanya 60 del (Satuan Sakit) atau setara dengan diputusin pacar 3 sekaligus! Dan mulai saat itu aku takut dengan kursi.

Dan yang paling mengerikan adalah kejadian ini:
Saat itu aku bangun kesiangan, aku sedikit emosi karena tidak ada yang membangunkan ku. Karena aku harus sekolah dan tidak bisa cabut, aku terpaksa mandi,’cidukan sabunan cidukan’ lagi dan setelah itu, aku menyadari kalau aku tidak bawa handuk, karena aku sedang masa ‘puber’, aku jadi malu-malu gitu, aku mulai berfikir kreatif: aku handukan pakai kolor, dan keluar kamar mandi dengan memakai kolor yang sama. Keesokan harinya, aku tidak lupa membawa handuk ke kamar mandi, ‘cidukan sabunan cidukan’ lagi, NAH! Sekarang aku mulai handukan. Saat handukan, aku merasakan ada yang menggeliat-liat di badanku, dan beberapa detik kemudian aku merasa ada serangan fisik di kulitku. SEMUT!!!! HANDUKKU DIPENUHI SEMUT!!!! Itu setara dengan 75 del (Satuan Sakit) atau setara dengan sakitnya melihat nilai fisikamu tidak tuntas tetapi teman sekelas kamu tuntas!!!!! SAKIT BANGET!!
              
Dan dari pengalamanku tadi, aku mulai sadar bahwa sesuatu yang kita dasari dengan emosi pasti hasilnya tidak baik. Dari pengalamanku ini, aku mulai sabar dalam menjalani kehidupan ini. Saat ulangan kimiaku dibawah dua, aku mencoba untuk tesenyum dan mencoba belajar lagi walau malas. Saat aku memindahhkan barang-barang, aku pindahkan dengan sekuat tenaga. Walau ‘ngeri’, saat handukku penuh dengan semut lagi, aku mencoba tenang, setelah terhindar dari semut haandukku kuletakkan dengan benar. Dan aku juga sadar bahwa semua tingkah laku itu harus didasari dengan cinta. Bahkan cinta sesama benda.


                Dan dari pengalaman itu pula, aku benar-benar percaya bahwa TEORINYA ADALAH HUKUM AKSI REAKSI, tetapi dalam segi kepercayaan aku percaya bahwa BENDA JUGA MEMILIKI PERASAAN, JIKA KITA MEMPERLAKUKAN BENDA DENGAN SEENAKNYA, KITA JUGA MENDAPAT BALASAN DARI BENDA TERSEBUT. Jika mencintai, maka kita akan dicintai. Jika kamu belum dicintai, mungkin kamu harus memulai dari yang sederhana seperti Mencintai sesama benda.


Title: Cinta Sesama Benda; Written by Unknown; Rating: 5 dari 5
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

Tidak ada komentar: